Pengemasan Produk Batik Lapas Permisan Nusakambangan dengan Bentuk Menarik Konsumen

Pengemasan Produk Batik Lapas Permisan Nusakambangan dengan Bentuk Menarik Konsumen
Humas Vermis 1908

Cilacap -  Warga binaan pemasyarakatan Lapas Kelas IIA Permisan Nusakambangan Kanwil Jawa Tengah mengemas batik pesanan konsumen dengan bentuk yang menarik, Rabu (14/12/2022).

Kegiatan membatik menjadi bidang pembinaan kemandirian yang diunggulkan di Lapas Permisan Nusakambangan. Hasil produksi batik yang dikenal dengan nama Batik Nusakambangan ini sampai saat ini masih menjadi tumpuan utama penyuplai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) selama empat tahun terakhir sehingga target dapat terpenuhi.

Salah satu tahap yang dilakukan dalam proses pembuatan batik sebelum beredar di pasar adalah pengemasan. Pengemasan Batik Nusakambangan menggunakan kardus yang dibalut sedemikian rupa sehingga berkesan estetik. Pada kemasan luarnya menggunakan tote bag yang disablon oleh WBP.

Sebanyak 25 lembar batik dikemas dengan rapi untuk segera dikirimkan. Pengemasan batik dilakukan oleh tiga warga binaan Lapas Permisan Nusakambangan. Batik yang dikemas adalah batik motif wijayakusuma pesanan konsumen dari luar pulau. 

“Kami kemas batik ada 25 lembar, ini pesanan dari konsumen di Jawa Barat, kotak kemasannya sudah lebih bagus jadi lebih menarik, " ujar R salah satu WBP setelah dimintai keterangan mengenai batik yang dikemas di ruangan kegiatan kerja.

Ditempat yang sama Kaslam Priyanto selaku Kepala Sub Seksi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja mengatakan bahwa penggunaan kemasan yang menarik dan rapi dapat meningkatkan penjualan produk Batik Nusakambangan. 

“Dulu kemasan hanya menggunakan kain yang disablon, sekarang sudah lebih rapi menggunakan kardus dan totebag yang estetik, penjualanpun semakin meningkat. Untuk kedepannya kami juga akan terus meningkatkan kualitas produk kami tidak terkecuali pada pengemasan produk, " pungkas Kaslam.

permisan nusakambangan kemenkumham jateng
Candra Putra

Candra Putra

Artikel Sebelumnya

PERS.CO.ID: Cara Baru Bermedia

Artikel Berikutnya

Hendri Kampai: Macan Versus Banteng di Antara...

Berita terkait