TABANAN - Pemerintah Kabupaten Tabanan dan jajaran direksi PT Antap Alam Lestari (PT AAL) sukses melakukan peletakan batu pertama (ground breaking) menandai dimulainya pembangunan fase pertama berupa infrastruktur jalan dan jembatan pada Rabu, 5 Juli 2023.
Turut hadir berbagai perwakilan dari instansi pemerintahan provinsi Bali, termasuk Ir. Andry Novijandy selaku Kepala Kantor Wilayah BPN Bali, perwakilan Dinas PUPR, Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan, Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, serta perwakilan tokoh perbekel dan tokoh dari tiga desa adat sekitar proyek beserta jajaran direksi PT Modern Widya Tehnical sebagai kontraktor pekerjaan Infrastruktur.
Menemui President Direktur PT Antap Alam Lestari Ferry Djongianto menjelaskan juga bahwa akan dibangun bangunan yang bersifat ramah terhadap alam atau selaras dengan alam.
" Hari ini kita melakukan acara peletakan batu pertama, untuk mulai ditandai fase pembangunan di PT Antap Alam Lestari ini, " ungkapnya, Rabu (05/07/2023).
Nilai investasi yang digelontorkan sampai akhir sebagai pembangunan pariwisata berkelanjutan itu mencapai 4 Triliun rupiah, dengan luas izin 60 hektar tetapi kawasan perencanaan ada 47 hektar.
"Rencana yang akan kita bangun itu ada resort, Nursing home, akan bangun Herbal Garden jadi itu untuk kesehatan di sekitar kawasan "
" Target market yang akan kita akan ambil domestik dan internasional, " ujarnya.
Baca juga:
'Fly Over' Ganefo Mranggen Siap Beroperasi
|
Dengan menekankan menjaga alam sekitar, adat istiadat dan budaya juga yang ada disekitar kawasan.
Ia juga menjelaskan terutama untuk warga sekitar kawasan tentu akan dapat kesempatan sesuai dengan keahliannya.
" Itu dapat meningkatkan juga taraf hidup masyarakat sekitarnya "
PT Antap Alam Lestari adalah kawasan Perencanaan yang berada di wilayah Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali.
Kajian yang akan dilakukan atas kawasan ini menunjukan potensi kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang lengkap seperti laut, pantai, tebing, hutan, sawah, sungai, pangkung, dan beragam flora fauna.
Tujuan pengelolaan kawasan ini mempertimbangkan aspek komersial dan kelestarian alam agar terselenggara pembangunan yang berkelanjutan.
Dalam perencanaan pembangunan, PT AAL mengadopsi falsafah masyarakat Bali yang dikenal dengan Tri Hita Karana, yaitu harmonisasi antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, alam, dan sesama manusia.
Salah satunya melalui penyatuan aspek komersial dan kelestarian alam, termasuk budaya adat masyarakat sekitar. Salah satu bentuk keselarasan ini dilakukan dengan mengadopsi falsafah Tri Hita Karana yang merumuskan budaya keharmonisan antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, alam dan sesama manusia. Berbagai keahlian lokal di wilayah Antap, akan tetap dijaga dan dikembangkan sesuai dengan tahapan pembangunan PT AAL.
“Tidak hanya pada kekayaan sosial budaya dari masyarakat adat saja, namun daya tarik kawasan ini juga memiliki kekayaan alam luar biasa, ” ujar Ferry Djongianto selaku Presiden Direktur PT AAL.
Sebagian besar dari total luas wilayah akan dipertahankan sebagai kawasan terbuka dan hijau. Berdasarkan observasi di tahun 2021 dan 2022, kawasan PT AAL telah menjadi habitat bagi beberapa jenis burung, hingga spesies burung langka seperti Kadalan Birah, Gelatik Jawa, dan masih banyak lagi.
Direksi PT AAL menyatakan bahwa pembangunan kawasan ini diharapkan memberikan kontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) Tabanan.
Ke depannya, pembangunan kawasan yang akan dikembangkan dalam lima fase ini, diharapkan dapat menarik banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Fasilitas yang akan dibangun antara lain resort, nursing home, wellness center, beach club, herbal garden dan sebagainya.
Selain mendukung pariwisata, tentu saja akan membantu penyerapan tenaga kerja dari daerah sekitar. (Tim)