Arfiandi: Beda Pemimpin dan Pemburu Kekuasaan

Arfiandi: Beda Pemimpin dan Pemburu Kekuasaan

OPINI - Seorang pemimpin yang hebat harus memperhatikan hal-hal yang sekecil apapun, karena permasalahan yang dianggap kecil itu justru bisa memicu timbulnya masalah besar jika tidak ditanggapi dengan santun. Artinya seorang pemimpin jangan membiarkan permasalahan yang dianggapnya kecil diabaikan begitu saja.

Permasalahan besar justru terjadi ketika seorang pemimpin tidak mampu menangani permasalahan yang dinilainya sebagai permasalahan kecil. Karena itu, jika anda saat ini sedang memegang kendali kekuasaan sebagai seorang pemimpin apapun levelnya; berhati-hatilah terhadap hal yang kecil-kecil, dan waspadalah bahwa yang kecil bisa menjadi pemicu menjalarnya bara api yang sudah terlanjur membesar dan akhirnya sulit dipadamkan.

Perlu diingat bahwa permasalahan yang kecil itu tidak selamanya lemah, dan bisa menjadi variable pengganggu yang sangat dahsyat. karena sejatinya semua permasalahan jika dibiarkan akan berdampak besar terhadap pengembangan organisasi dimasa yang akan datang.

Mengapa banyak orang memburu kekuasaan ? karena dengan memiliki kekuasaan yang bersangkutan mempunyai kebebasan untuk melakukan sesuatu yang ia kehendaki.

Memiliki kekuasaan berarti memiliki kemampuan untuk mengubah perilaku atau sikap orang lain sesuai dengan apa yang diinginkannya. Dengan memegang kekuasaan secara otomatis yang bersangkutan mempunyai pengaruh, dan hal inilah yang diimpikan oleh setiap orang yang memburu kekuasaan yakni dirinya mempunyai pengaruh atas wewenang dari kekuasaan yang dimiliki.

Ia punya hak memerintah, hak untuk mengatur dan hak untuk mengambil keputusan. Jika  hak tersebut sudah melekat pada diri seseorang, maka banyak diantara mereka memanfaatkan kekuasaan yang telah diperolehnya, dan banyak diantara mereka lupa bahwa kekuasaan itu ada batasnya, disatu sisi mereka memiliki hak yang melekat atas kekuasaannya, namun disisi lain yang bersangkutan mempunyai kewajiban yang harus ditunaikan.

Namun jika yang bersangkutan tidak bekerja atas prinsip hukum keseimbangan, akhirnya dapat mengantarkan pemegang kekuasaan masuk dalam jurang panas penyalahgunaan wewenang dan penyalahgunaan kekuasaan. Ia memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan dirinya dan kelompoknya yang mengarah pada upaya memanfaatkan jabatan sebagai alat untuk mengelabuhi orang lain.

Mengapa mereka menyalahgunakan kekuasaan? kemungkinan untuk mendapatkan kekuasaan memerlukan modal materi yang cukup besar, sehingga begitu kekuasaan melakat pada dirinya tentu yang bersangkutan berusaha untuk mengembalikan modal awal plus keuntungan.

mengapa penyalahgunaan kekuasaan terus terjadi dimana-mana, karena ada anggapan aparatur pemeriksa bisa di atur dengan berbagai cara dan pendekatan. Petugas pemeriksa adalah manusia biasa, yang bisa dibujuk rayu untuk diajak kompromi terhadap temuan-temuan dari hasil pemeriksaan. Artinya, rekomendasi dari para pemeriksa bisa di perjual belikan.

 bahwa punishment yang dirasakan dari hasil penyalahgunaan kekuasaan relative lebih ringan dibanding dengan manfaat yang dirasakannya. Mereka sudah menghitung analisa resiko dan benefitnya, .katakan yang berangkutan masuk tahanan, setelah dikalkulasi selama masa hukuman yang bersangkutan masih menghitung ada keuntungan secara materiil dari hasil penyalahgunaan kekuasaan.

 penyalahgunaan kekuasaan bisa diakali dan direkayasa dalam bentuk wujud fisik pertanggung jawaban. Walaupun suatu kegiatan sebenarnya fiktif atau ada rekayasa mark up harga dan model lainnya, namun banyak penguasa yang bisa mengatur system pertanggung jawaban sehingga pada saat ada pemeriksaan tidak ada temuan karena didukung dengan tertib administrasi yang professional.

Lhokseumawe 28/06/2024

Arfiandi, ST., MT

Arfiandi ST MM

Arfiandi ST MM

Artikel Sebelumnya

TV Parlemen Live Streaming

Artikel Berikutnya

Menkumham Dianugerahi Gelar Adat 'Mangngassai...

Berita terkait